Cara Kerja Tubuh
Dalam banyak ayat Al Quran,
Allah mengajak kita memperhatikan penciptaan manusia dan mengajak manusia
merenungkan penciptaan ini, “Hai
manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap
Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan
kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja
yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithar: 6-8)
Manusia adalah salah satu
makhluk hidup yang terhebat dan tercanggih. Sistem tubuhnya paling menakjubkan
di alam, dibentuk Allah dengan proporsi yang pas.
Tubuh manusia terdiri atas
sejumlah daging dan tulang yang berbobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana
diketahui, daging adalah salah satu material paling rentan di alam. Jika
dibiarkan di tempat terbuka, daging akan membusuk dalam beberapa jam, dan
setelah beberapa hari dikerubungi tempayak dan mulai berbau busuk tak
tertahankan. Zat yang sangat lemah ini membentuk bagian terbesar tubuh manusia.
Akan tetapi, ia terpelihara tanpa rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80
tahun, dengan adanya peredaran darah yang memberinya makanan dan kulit yang
melindunginya dari bakteri luar.
Selain itu, tubuh manusia
memiliki kemampuan yang sangat mengesankan. Misalnya, pancaindra. Setiap organ
pengindra adalah keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat
pengindra ini, dan menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Detail
yang kita temui pada indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap,
serta desainnya yang tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.
Struktur tubuh manusia yang
menakjubkan tidak hanya ada pada pancaindra. Setiap organ yang memudahkan hidup
kita adalah keajaiban tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
kita. Bayangkan betapa sukarnya hidup ini jika kita diciptakan tanpa tangan.
Apa yang akan terjadi jika kita tidak memiliki kaki, atau jika tubuh kita tidak
ditutupi oleh kulit, tetapi oleh duri, sisik, atau lapisan keras?
Begitu pula, keberadaan
sistem-sistem kompleks dalam tubuh manusia, seperti mekanisme pernapasan,
metabolisme, reproduksi, kekebalan tubuh, dan estetika tubuh manusia,
masing-masing adalah keajaiban tersendiri.
Sebagaimana terlihat, dalam
tubuh manusia terdapat banyak keseimbangan rumit. Hubungan yang sempurna di
antara semua sistem tubuh yang saling tergantung itu memungkinkan manusia
menjalankan fungsi-fungsi vitalnya tanpa masalah.
Di samping itu, manusia
melakukan semua ini tanpa perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan.
Biasanya manusia bahkan tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia
tidak menyadari banyak hal: kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir
dalam lambungnya, irama jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang
tepat dibutuhkan ke tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan pendengarannya.
Sebuah sistem tanpa cacat
telah ditempatkan dalam tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah
sistem ciptaan Allah, Pengatur semua urusan dari di langit dan di bumi. Allah
menciptakan segala sesuatu, setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam
semesta. Desain yang kita temui saat meneliti tubuh manusia adalah bukti
keunikan dan ketiadaan cacat pada seni kreasi Allah. Allah mengajak kita
memperhatikan kesempurnaan jagat raya ini dalam surat Al Mulk:
“Yang
telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat
pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”
(Al Mulk: 3-4)
Inilah sekelumit dari
berjuta keseimbangan rumit di dalam tubuh manusia:
Pancaindra tersusun
benar-benar sesuai dengan kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya dapat
menangkap getaran suara pada batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran
pendengaran yang lebih lebar tampaknya menguntungkan, tetapi batas indriawi
ini—disebut “ambang batas pendengaran”—diatur dengan tujuan tertentu. Jika
telinga kita terlalu sensitif, setiap saat kita harus mendengar berbagai suara,
mulai dari detak jantung kita hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti
ini akan sangat mengganggu.
Keseimbangan serupa berlaku
pula bagi indra peraba. Sel saraf peraba yang sangat sensitif dan berada di
bawah kulit manusia dijadikan sensitif dengan cara yang sebaik-baiknya dan
tersebar di seluruh permukaan tubuh. Saraf tersebut terhimpun terutama di ujung
jari, bibir, dan organ seksual. Sebaliknya, daerah yang “kurang penting”,
misalnya punggung, memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini memberi keuntungan
besar bagi manusia. Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika ujung jari kita
sangat tidak sensitif, dan kebanyakan sel saraf berkumpul di punggung. Tidak
diragukan lagi, ini akan sangat menjengkelkan; sementara kita tidak mampu
menggunakan tangan secara efektif, punggung kita justru merasakan hal-hal
terkecil, lipatan baju misalnya.
Perkembangan organ adalah
contoh “keseimbangan yang rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu mata. Meskipun
keduanya sebenarnya sama saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya tidak sama.
Anggaplah bulu mata tumbuh sama cepatnya dengan rambut di kepala, maka bulu
mata akan mengganggu penglihatan dan menusuk mata, membahayakan salah satu
organ terpenting. Panjang bulu mata kita tertentu dan tetap. Jika bulu mata ini
memendek, misalnya karena terbakar atau kecelakaan, bulu mata akan memanjang
sampai mencapai panjang “ideal” lalu berhenti.
Bentuk bulu mata pun sangat
penting. Karena bentuknya sedikit melengkung ke atas, bulu mata tidak
menghalangi pandangan dan membuat mata terlihat indah. Ketika tumbuh, bulu mata
ini ditutupi minyak khusus yang dihasilkan kelenjar tertentu di tepi kelopak
mata. Karena itulah, bulu mata kita tidak terasa kasar dan lurus seperti sikat.
“Penyesuaian halus” seperti ini terdapat di seluruh bagian tubuh manusia.
Luar biasanya, sebagaimana
pada remaja, penciptaan yang tepat ini juga tampak pada bayi yang baru lahir.
Contohnya, tulang tengkorak bayi yang baru lahir sangat lunak, dan pada batas
tertentu dapat bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini memudahkan keluarnya
kepala bayi dari rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes, tulang tengkorak ini
bisa saja retak selama kelahiran, menyebabkan kerusakan parah pada otak bayi.
Dengan kesempurnaan serupa,
semua organ dalam manusia berkembang secara harmonis selama proses
perkembangan. Misalnya, pada perkembangan kepala, tengkorak yang menyelubungi
otak tumbuh bersesuaian dengan otak. Andaikan tengkorak tumbuh lebih lambat
daripada otak, ia akan menekan otak dan segera menyebabkan kematian.
Keseimbangan yang sama juga
terjadi pada organ lain seperti jantung, paru-paru dan tenggorokan, mata dan
kantung mata.
Karena itu, mari kita teliti
struktur tubuh kita yang luar biasa, untuk melihat seni dan keagungan
penciptaan. Setiap bagian tubuh, yang strukturnya lebih sempurna daripada
pabrik mutakhir yang dilengkapi teknologi tercanggih, menunjukkan adanya penciptaan
oleh Allah, yang kekuasaan-Nya tak tertandingi.
Jika secara singkat kita
meneliti sistem dan organ pada tubuh manusia, kita akan menyaksikan dengan
jelas bukti penciptaan yang seimbang dan tanpa cacat.
Sumber: Harun Yahya untuk koleksi pribadi
Komentar
Posting Komentar