Tragedi Penahanan Aktivis HAM di Bahrain


Telah di tahan aktivis HAM yang bernama Zainab al-Khawaja, pada saat tentara keamanan terjadi bentrok dengan para pengunjuk rasa, ketika pasukan keamanan bentrok dengan pengunjuk rasa mencoba untuk berbaris sepanjang jalan tol yang menuju ke Manama, ibukota kerajaan Teluk.

Sebuah sumber di Pusat Bahrain untuk Hak Asasi Manusia mengatakan kepada Al Jazeera bahwa dia akan ditahan selama tujuh hari.



Al-Khawaja, putri seorang pemimpin oposisi terkemuka, dan beberapa wanita lain sedang mengadakan aksi duduk di bundaran Budaiya pada hari Kamis.

Foto dan rekaman video yang diedarkan oleh aktivis menunjukkan seorang polisi wanita handcuffing dan menyeret Al-Khawaja.

Senjata yang di gunakan seperti granat kejut dan gas airmata juga digunakan untuk membubarkan ratusan demonstran anti-pemerintah dekat kota dan desa-desa Diraz kubu oposisi lainnya barat ibukota.

Polisi anti huru hara terlihat mengejar pengunjuk rasa menjauh dari pintu masuk ke jalan raya kunci dan kembali ke komunitas Muslim sebagian besar Syiah garis jalan.

Syiah-memimpin pemberontakan

Bentrokan terjadi seiring dengan 10 bulan kerusuhan antara kerajaan Sunni Bahrain dan gerakan oposisi yang dipimpin oleh mayoritas Syiah negara itu.

Aktivis online telah mengeluarkan panggilan di Twitter dan media sosial lainnya platform untuk berbaris untuk menempati jalan raya, mencari untuk mempertahankan momentum untuk protes.

banyaknya Demonstran yang mengibarkan bendera Bahrain, terlihat di sepanjang sisi jalan raya ketika bentrokan pecah di sore hari.

Masyarakat sekitar yang menyaksikan menggambarkan kehadiran polisi di daerah menjelang protes itu, dengan pasukan keamanan berpakaian kerusuhan dan helikopter melayang overhead yang rendah.

Jalan raya mengarah ke persimpangan yang kira-kira setengah kilometer dari selatan Manama Pearl Roundabout, yang merupakan titik fokus pemberontakan sampai diusir pasukan pemerintah dan pengunjuk rasa merobohkan patung yang menandai situs Maret.

Para persegi sekarang dijaga ketat memegang nilai simbolis besar bagi gerakan oposisi, dan pengunjuk rasa telah berulang kali mencoba untuk merebutnya kembali.

Lebih dari 35 orang tewas dalam bentrokan dan protes kekerasan terkait sejak Februari, terinspirasi oleh pemberontakan lainnya Musim Semi Arab. 


Sumber Al Jazeera

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer