Suami Minta Polygami

Seorang wartawan muda, yang belum mampu berpoligami, baru saja mengikuti pengajian bersama Puspo Wardoyo. Sampai di rumah, dia ingin menyampaikan keinginan berpoligami kepada istrinya, namun belum berani. Akhirnya, ia menulis puisi yang diletakkannya di meja rias istrinya. Puisi itu berbunyi :

Istriku,
Jika engkau bumi, akulah matahari
Aku menyinari kam
Kamu mengharapkan aku
Ingatlah bahtera yang kita kayuh begitu penuh riak gelombang
Aku tetap menyinari bumi, hingga kadang bumipun silau
Lantas aku ingat satu hal
Bahwa Tuhan menciptakan bukan hanya bumi
Ada planet lain yang juga mengharap aku sinari
Jadi...
Relakanlah aku menyinari planet lain, menebar sinarku
Menyampaikan faedah adanya aku,karna
Sudah kodrat
Dan Tuhan pun tak marah

Esok paginya ketika ia bangun, ia dapatkan sebait puisi dari istrinya yang ditulis diatas kertas yang sama. Bunyinya sebagai berikut ;

Suamiku,
Bila kau memang mentari, sang surya penebar cahaya
Aku rela kau berikan sinarmu kepada segala planet
Yang Tuhan ciptakan karna mereka juga seperti aku butuh penyinaran
Dan akupun juga tak akan merasa kurang dengan pencahayaanmu
Akan tetapi...
Bila kau hanya sejengkal lilin yang berkekuatan 5 watt
Jangan bermimpi menyinari planet lain
Karena kamar kita yang kecil pun belum sanggup kau terangi
Bercerminlah pada kaca di sudut kamar kita
Di tengah remang-remang pencahayaanmu yang telah aku mengerti untuk tetap menguak mata
Coba liat siapa dirimu...mentari atau lilin??? Pliisssss...deh...!!

Komentar

Postingan Populer